Sabtu, 14-01-2012 12:23:25
PONCOL, Bupati Magetan H Sumantri berharap tiga hingga lima tahun lagi, Desa Plangkrongan, Kecamatan Poncol, menjadi desa wisata durian. Mimpi tersebut diungkapkan orang pertama di lingkup pemkab itu saat berdiskusi dengan kelompok tani durian Tenggur Jaya, kemarin (13/1).
Pengembangan desa wisata ini tidak bisa dilakukan sendirian oleh kelompok tani. Semua elemen harus mensupport. Kelompok tani tidak boleh patah semangat, ujar Sumantri yang kemarin didampingi Kepala Dinas Pertanian Eddy Suseno.
Menurut Sumantri, selain lezat, tekstur durian Plangkrongan lembut dan aromanya khas.
Melihat keunggulan itu, bupati meminta kepada kelompok tani untuk mengembangkannya. Saya ini bisa dibilang pecandu durian. Baru di Plangkrongan ini, saya merasakan kelezatan buah durian. Lebih nikmat dibanding, rasa durian yang dijual di supermarket, akunya.
Dr Lutfi Bansir, peneliti durian dari Universitas Brawijaya Malang, yang juga hadir dalam diskusi itu mengatakan bahwa citarasa durian Plangkrongan menyamai jenis montong. Tapi, rasa khas lokalnya ini yang kelak bisa menggeser durian impor seperti montong, ujar satu-satunya doktor yang fokus meneliti durian di Indonesia itu.
Saat ini, yang tengah dikembangkan di Plangkrongan adalah seragamisasi kualitas durian. Sistem yang dilakukan adalah top working dan mini grafting. Durian Plangkrongan ini memiliki keunggulan karena bisa melakukan penyerbukan sendiri. Selain itu, inisiatif dan semangat warganya juga luar biasa, kata pria asal Kaltim tersebut.
Di Plangkrongan, saat ini sudah ada sekitar 200 pohon durian yang diremajakan dengan teknik top working. Teknik yang ditularkan Lutfi tersebut adalah menebang atau memotong pohon durian. Kemudian, potongan tersebut ditancapi bibit dari jenis unggulan di desa itu.
Masyarakat rela pohon duriannya yang berusia belasan tahun ditebang untuk diganti dengan teknik top working. Kami ingin menjadikan sistem yang digunakan di Plangkrongan ini menjadi percontohan nasional, ungkap Lutfi. (wka/isd)
(yogama)
SUMBER : Radar Madiun Online dari link http://radarmadiun.co.id/main.php?act=detail&catid=23&id=11566
PONCOL, Bupati Magetan H Sumantri berharap tiga hingga lima tahun lagi, Desa Plangkrongan, Kecamatan Poncol, menjadi desa wisata durian. Mimpi tersebut diungkapkan orang pertama di lingkup pemkab itu saat berdiskusi dengan kelompok tani durian Tenggur Jaya, kemarin (13/1).
Pengembangan desa wisata ini tidak bisa dilakukan sendirian oleh kelompok tani. Semua elemen harus mensupport. Kelompok tani tidak boleh patah semangat, ujar Sumantri yang kemarin didampingi Kepala Dinas Pertanian Eddy Suseno.
Menurut Sumantri, selain lezat, tekstur durian Plangkrongan lembut dan aromanya khas.
Melihat keunggulan itu, bupati meminta kepada kelompok tani untuk mengembangkannya. Saya ini bisa dibilang pecandu durian. Baru di Plangkrongan ini, saya merasakan kelezatan buah durian. Lebih nikmat dibanding, rasa durian yang dijual di supermarket, akunya.
Dr Lutfi Bansir, peneliti durian dari Universitas Brawijaya Malang, yang juga hadir dalam diskusi itu mengatakan bahwa citarasa durian Plangkrongan menyamai jenis montong. Tapi, rasa khas lokalnya ini yang kelak bisa menggeser durian impor seperti montong, ujar satu-satunya doktor yang fokus meneliti durian di Indonesia itu.
Saat ini, yang tengah dikembangkan di Plangkrongan adalah seragamisasi kualitas durian. Sistem yang dilakukan adalah top working dan mini grafting. Durian Plangkrongan ini memiliki keunggulan karena bisa melakukan penyerbukan sendiri. Selain itu, inisiatif dan semangat warganya juga luar biasa, kata pria asal Kaltim tersebut.
Di Plangkrongan, saat ini sudah ada sekitar 200 pohon durian yang diremajakan dengan teknik top working. Teknik yang ditularkan Lutfi tersebut adalah menebang atau memotong pohon durian. Kemudian, potongan tersebut ditancapi bibit dari jenis unggulan di desa itu.
Masyarakat rela pohon duriannya yang berusia belasan tahun ditebang untuk diganti dengan teknik top working. Kami ingin menjadikan sistem yang digunakan di Plangkrongan ini menjadi percontohan nasional, ungkap Lutfi. (wka/isd)
(yogama)
SUMBER : Radar Madiun Online dari link http://radarmadiun.co.id/main.php?act=detail&catid=23&id=11566