Profile Desa Plangkrongan

Sekilas Tentang Profile Desa Penghasil Emas Hijau

Emas Hijau dari Plangkrongan

Durian Saman Kebanggan Desa Plangkrongan

Anyaman Bambu

Aneka kreasi anyaman dari bambu

Tembakau

Satu dari hasil pertanian di Desa Plangkrongan

Kuliah Kerja Nyata IKIP PGRI Madiun Tahun 2012

Galeri program kerja KKN di Desa Plangkrongan

Minggu, 01 Juli 2012

Impikan Desa Wisata Durian

Sabtu, 14-01-2012 12:23:25
PONCOL, Bupati Magetan H Sumantri berharap tiga hingga lima tahun lagi, Desa Plangkrongan, Kecamatan Poncol, menjadi desa wisata durian. Mimpi tersebut diungkapkan orang pertama di lingkup pemkab itu saat berdiskusi dengan kelompok tani durian Tenggur Jaya, kemarin (13/1).
Pengembangan desa wisata ini tidak bisa dilakukan sendirian oleh kelompok tani. Semua elemen harus mensupport. Kelompok tani tidak boleh patah semangat, ujar Sumantri yang kemarin didampingi Kepala Dinas Pertanian Eddy Suseno.
Menurut Sumantri, selain lezat, tekstur durian Plangkrongan lembut dan aromanya khas.
Melihat keunggulan itu, bupati meminta kepada kelompok tani untuk mengembangkannya. Saya ini bisa dibilang pecandu durian. Baru di Plangkrongan ini, saya merasakan kelezatan buah durian. Lebih nikmat dibanding, rasa durian yang dijual di supermarket, akunya.
Dr Lutfi Bansir, peneliti durian dari Universitas Brawijaya Malang, yang juga hadir dalam diskusi itu mengatakan bahwa citarasa durian Plangkrongan menyamai jenis montong. Tapi, rasa khas lokalnya ini yang kelak bisa menggeser durian impor seperti montong, ujar satu-satunya doktor yang fokus meneliti durian di Indonesia itu.
Saat ini, yang tengah dikembangkan di Plangkrongan adalah seragamisasi kualitas durian. Sistem yang dilakukan adalah top working dan mini grafting. Durian Plangkrongan ini memiliki keunggulan karena bisa melakukan penyerbukan sendiri. Selain itu, inisiatif dan semangat warganya juga luar biasa, kata pria asal Kaltim tersebut.
Di Plangkrongan, saat ini sudah ada sekitar 200 pohon durian yang diremajakan dengan teknik top working. Teknik yang ditularkan Lutfi tersebut adalah menebang atau memotong pohon durian. Kemudian, potongan tersebut ditancapi bibit dari jenis unggulan di desa itu.
Masyarakat rela pohon duriannya yang berusia belasan tahun ditebang untuk diganti dengan teknik top working. Kami ingin menjadikan sistem yang digunakan di Plangkrongan ini menjadi percontohan nasional, ungkap Lutfi. (wka/isd)
(yogama)


 SUMBER : Radar Madiun Online dari link http://radarmadiun.co.id/main.php?act=detail&catid=23&id=11566

Durian Saman dari Desa Plangkrongan

Durian dikenal sebagai 'raja buah'. Banyak yang menyukai buah ini walaupun ada juga yang 'alergi' dengan baunya yang menyengat. Berbagai macam Durian ada di tanah air ini dengan rasa dan ciri khas masing-masing. Sudah adakah Durian yang berkualitas tinggi di Indonesia sekarang ini ?

Karakter Durian yang berkualitas tinggi mempunyai ciri : daging buah tebal, biji kempes, daging buah tidak lengket, aroma yang tidak kuat, warna daging buah yang lebih merah, buah dapat diperam tanpa mengurangi kualitas, mampu menyerbuk sendiri (Makalah 'Teknologi Perbanyakan Durian' by Prof. Ir. Sumeru Ashari, M.Agr.Sc., Ph.D dan Dr. Lutfi Bansir, SP., MP | pada acara 'Peningkatan Kompetensi Petugas/Penangkar Benih Durian' | UPT PB Hortikultura | Hotel Pelangi Malang | 14 Juni 2011).

Sudah punyakah Magetan koleksi Durian yang berkualitas ? Magetan telah mempunyai Durian Tawing yang telah dirilis sebagai Durian varietas unggul nasional oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia tahun 2010 yang lalu. Disamping Durian Tawing juga mempunyai Durian Plangkrongan. Durian Plangkrongan ini warna dagingnya kuning cerah, rasanya manis dan legit, tebal dagingnya cukup bagus, jumlah bijinya sedikit, teksturnya kesat dan punel, buahnya berbentuk bulat lonjong dengan duri besar, pendek dan jarang.

Namun tidak semua pohon Durian yang ada memenuhi selera konsumen. Pohon Durian Anda sudah tidak produktif lagi atau rasanya kurang manis dan legit ? Hal ini dapat diatasi dengan metode top working dan mini grafting seperti yang telah dilakukan oleh sebagian warga Plangkrongan yang memiliki pohon Durian. Dalam kegiatan tersebut Dinas Pertanian Kabupaten Magetan telah bekerja sama dengan 'Durian Research Center' Universitas Brawijaya Malang dengan pakar Prof. Ir. Sumeru Ashari, M.Agr.Sc., Ph.D dan Dr. Lutfi Bansir, SP., MP.

Tahun 2011 lalu Pemerintah Kabupaten Magetan bersama dengan UPT PSBTPH Provinsi Jawa Timur mengajukan Durian varietas Saman Plangkrongan ke Kementerian Pertanian untuk dapat dirilis sebagai Durian varietas unggul nasional.

Inilah deskripsi Durian calon varietas Saman Plangkrongan

Asal tanaman : Desa Plangkrongan, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur
Silsilah : seleksi pohon induk
Golongan varietas : klon
Tinggi tanaman : 22 meter
Bentuk tajuk tanaman : piramida
Percabangan : melengkung keatas
Letak percabangan terendah : 1 – 5 meter
Bentuk penampang batang : bulat
Lingkar batang : 175 cm
Warna batang : kecoklatan
Bentuk daun : jorong
Ukuran daun : panjang 13,6 - 17,6 cm dan lebar 5,2 - 9,5 cm
Warna permukaan daun bagian atas : hijau muda
Warna permukaan daun bagian bawah : coklat keperakan
Tepi daun : rata
Ujung daun : lancip
Permukaan daun : halus
Panjang tangkai daun : 1,6 - 2,0 cm
Bentuk bunga : bulat
Warna kelopak bunga : putih
Warna mahkota bunga : putih
Warna benang sari : putih kekuningan
Jumlah bunga pertandan : 1-15 kuntum
Waktu berbunga : Agustus-September
Waktu panen : Januari-Februari
Bentuk buah : bulat lonjong
Ukuran buah : panjang 20,0 - 23,5 cm dan diameter 15,0 - 17,5 cm
Warna kulit buah muda : hijau
Warna kulit buah masak : coklat kekuningan
Ketebalan kulit buah : 0,8 - 1,3 cm
Duri buah : sedang
Kekerasan buah : sedang
Ketebalan daging buah : 0,65 – 1,15 cm
Aroma buah : sedang
Warna daging buah : kuning
Tekstur daging buah : pulen
Rasa daging buah : manis
Bentuk biji : oval
Warna biji : krem
Jumlah biji per buah : 10 – 14 biji
Jumlah biji kempes per buah : 10 – 12 buah
Jumlah biji normal per buah : 0 – 2 biji
Jumlah juring per buah : 4 – 6 juring
Kandungan gula : 13,87 brix
Berat perbuah : 1,7 – 2,2 kg
Panjang tangkai buah : 2,24 – 2,95 cm
Jumlah buah per tandan : 1 – 4 buah
Bagian buah yang dapat dikonsumsi : 30,10 – 36,36 %
Daya simpan buah pada suhu kamar : 5 – 7 hari setelah panen
Hasil buah : 100 – 400 buah/pohon/tahun
Kebutuhan benih per hektar : 100 batang
Produksi per hektar : 1000 – 15.000 buah/tahun
Identitas pohon induk tunggal : tanaman milik Saman, Plangkrongan Poncol Magetan Jawa Timur
Nomor pohon induk tunggal : JTM.0.005/2.02/2011
Perkiraan umur pohon induk tunggal : 30 tahun
Keterangan : beradaptasi dengan baik pada altitude 650 – 900 meter dpl
Pengusul : Dinas Pertanian Kabupaten Magetan, UPT PSBTPH Provinsi Jawa Timur
Peneliti : Sunarni S., Rochmat, Agus Pujiono, Agus Pratomo, Sudaryanto (UPT PSBTPH Provinsi Jawa Timur), Agus Supriatna, Nurul, Mulyono (Dinas Pertanian Kabupaten Magetan), Saman (petani pemilik PIT).

(Herdoni Wahyono)

Profile Desa Pangkrongan


Desa plangkrongan adalah sebuah desa yang terletak dibagian selatan kelereng gunung Lawu. Tepatnya dibagian utara kecamatan Poncol yang berbatasan langsung dengan kecamatan Plaosan dengan kecamatan Ngariboyo. Desa Plangkrongan menjadi salah satu sentra industri yang telah didukung beberapa home industri seperti anyaman, mebel, dan kerajinan lainnya. Sedangkan sentra pertanian telah didukung oleh lahan dan tingkat kesuburan yang cukup tinggi sehingga cocok untuk pengembangan hasil produksi pangan dan tanaman industri lainnya. Seperti halnya tanaman cengkeh, durian dan jati. 

 Sejarah Desa
 Plangkrongan Sebelum desa plangkrongan berdiri sendiri, dahulu kala hanya merupakan lereng gunung yang dikenal dengan nama gunung Tambal. Sekitar tahun 1826 ada beberapa pendatang yang akan membuka hutan atau babad alas gunung Tambal tersebut. Beberapa tokoh pendatang tersebut diantaranya adalah : Patih Citro Kusumo pelarian dari Mataram berdomisili di Plangkrongan bagian barat beserta kerabatnya. Di bagian utara datang Kyai Beji beserta santri - santrinya. Di bagian timur datang seseorang bernama Kyai Sentono beserta santri - santrinya. Di bagian selatan tepatnya di gunung Tambal datang seorang Kyai bernama Bei Haji beserta Ki Saijoyo menguasai gunung Tambal beserta pengikutinya. Beberapa pendatang tersebut mengadakan oertemuan di bawah batang Bulu tepatnya di dukuh Plangkrongan. Dari pertemuan tersebut disepakati bahwa akan dibentuk desa yang dinamai PLANGKRONGAN. 

 Demografi 
Desa Plangkrongan Desa Plangkrongan terletak di Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan memiliki luas administrasi 786,6 Ha, terdiri dari 4 dusun yaitu Dusun Jati, Dusun Keron, Dusun Beji Dan Dusun Plangkrongan, batas – batas wilayah sebagai berikut : Sebelah utara : Bogoarum Sebelah timur : Selotinatah Sebelah selatan : Cileng Sebelah Barat : Alastuwo Prasarana Desa Plangkrongan memiliki aktifitas fasilitas pndidikan yang cukup tinggi diantaranya 2 TK, 4 SD, 1 SMP yang sangat membantu masyarakat dalam mendapatkan layanan Pendidikan. 

IKLIM 
Ditinjau secara klimatologis Desa Plangkrongan merupakan daerah dengan iklim tropis yang memiliki tingkat curah hujan yang tinggi. Dengan curah hujan 1938 mm/th.

POTENSI DESA PLANGKRONGAN 
Bidang pendidikan ada empat bangunan gedung SD dan satu gedung SMP banyaknya anak usia Tk, Sd dan SMP yang perlu belajar agama sejak dini banyaknya anak usia 4 sampai dengan 6 tahun yang belum tertampung di TK anak usia SD sangat banyak 
bidang kesehatan adanya 7 pos posyandu, adanya bidan desa yang menetap, banyaknya anak usia bayi dan balita sebagian besar warga menghendaki punya sarana MCK di keluarganya masing-masing, munculnya kesadaran akan pentingnya sanitasi.
 bidang sosial budaya masih terdapat warga yang memiliki bakat seni tradisional dan ingin melestarikannya tersedianya lahan untuk membangun tempat ibadah, adanya kesadaran yang bagus tentang pentingnya budaya keagamaan banyaknya anak usia remaja, adanya beberapa organisasi perempuan di bidang keagamaan adanya beberapa kelompok sinoman dan arisan